UREA FERTILIZER FACTORY LIMITED

Posted in: Kasus Mandiri (My Case) by DannieL on June 14, 2009

<!– /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Wingdings; panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:2; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;} @font-face {font-family:SimSun; panose-1:2 1 6 0 3 1 1 1 1 1; mso-font-alt:宋体; mso-font-charset:134; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:3 135135232 16 0 262145 0;} @font-face {font-family:"TimesNewRoman\,Bold"; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:auto; mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;} @font-face {font-family:"TimesNewRoman\,Italic"; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:auto; mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;} @font-face {font-family:TimesNewRoman; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:auto; mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;} @font-face {font-family:"TimesNewRoman\,BoldItalic"; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:auto; mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;} @font-face {font-family:Wingdings-Regular; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:auto; mso-font-format:other; mso-font-pitch:auto; mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;} @font-face {font-family:"\@SimSun"; panose-1:2 1 6 0 3 1 1 1 1 1; mso-font-charset:134; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:3 135135232 16 0 262145 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:SimSun;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} –>

UREA FERTILIZER FACTORY LIMITED

Urea Fertilizer Factory Ltd (UFFL) adalah salah satu pabrik pupuk tertua di negara Bangladesh dan merupakan perusahaan pemerintah yang tergabung dalam Perhimpunan Industri Kimia Bangladesh (BCIC) dibawah Kementrian Perindustrian. Pabrik terletak di Palash, Narsingdi dan didirikan pada tahun 1970 sebagai perusahaan terbatas milik publik dan produksi komersialnya dimulai pada tanggal 4 September 1972 . Pada saat ini pegawainya lebih dari 1200 orang yang bekerja pada pabrik ini dan memproduksi pupuk urea dan amoniak kualitas tinggi. Sebagai proses yang kesinambung, maka unit beroperasi 24 jam sehari untuk 330 hari dalam setahun. Overhaul pabrik dilakukan setiap dua tahun sekali dan seluruh pekerjaan utama perbaikan, perawatan dan penggantian dilakukan selama waktu tersebut.

Kapasitas produksi terpasang pabrik adalah 340.000 ton urea per tahun dan kapasitas yang diperbaharui adalah 470.000 ton per tahun. Kapasitas laju penggunaan saat ini sekitar 80% dan produksi tahun 2003 adalah 340.223 MT dan pada 2004 sebesar 370.955 MT.

Pabrik ini memulai dengan kapasitas terpasang 660 t/hari pupuk ammonia dan 1.137 t/hari pupuk urea. Sejak saat itu, diterapkan beberapa program untuk meng- upgrade pabrik. Skema rehabilitasi (RS) dalam tahun 1985 mengubah sistim perlakuan air pendingin dari sistim berdasar chrome ke sistim berdasar non-chrome , dan memasang peralatan baru, yang mempertinggi fasilitas utilitasnya. Perbaikan berikutnya dilakukan selama periode 1989-94, yang mengurangi pemakaian gas alam dari 42 MCF/ton menjadi 32 MCF/ton urea dan meningkatkan kapasitas produksi menjadi 470.000 MT/tahun. Dalam kurun waktu 1999-2001 sebuah Pembangkit Turbin Gas 18 MW dipasang dibawah proyek “Penghematan Energi, Perlindungan Lingkungan dan Perbaikan Faktor Satu Aliran”. Perusahaan turut serta dalam proyek ”Sistim Managemen Energi” pada tahun 2001 untuk memeperbaiki efisiensi energi. Proyek tersebut telah dapat meyakinkan pabrik dan manajemen perusahaan untuk berpartisipasi dalam proyek GERIAP. (Lihat studi kasus” Kisah sebuah pabrik milik pemerintah”).

DESKRIPSI PROSES PERUSAHAAN

Gas alam (NG) merupakan bahan baku utama pabrik. Proses produksinya meliputi dua tahapan utama proses: (1) Proses Amonia dan (2) Proses Urea. Dari Gas alam, pabrik memproduksi amonia cair dan kemudian pupuk urea, seperti digambarkan dan diperlihatkan dalam gambar 1A dan 1B.

Gas alam à Amonia à Urea

Proses Amonia

Gas alam di desulfurisasi melalui Tangki Desulfurisasi yang mengandung Seng Oksida untuk menghilangkan unsur sulphur. Gas alam yang sudah dimurnikan kemudian diproses secara kimiawi dalam Reformer Pertama dengan steam melewati katalis nikel untuk memproduksi H 2 , CO and CO 2 . Gas yang tidak terproses kemudian diproses lebih lanjut pada Reformer Kedua dan dicampur dengan udara. Reaksi kimia berikut terjadi dalam Reformer Pertama dan Kedua:

CH 4 + H 2 O = H 2 + CO + CO 2

H 2 + ½ O 2 = H 2 O + 57,8 K.Kal/gm Mol

CO + ½ O 2 =CO 2 + 67,6 K.Kal/gm Mol

CO + H 2 O = CO 2 + H 2 + 9,8 K.Kal/gm Mol

CH 4 + H 2 O = CO + H 2 – 49,3 K.Kal/gm Mol

CO + H 2 O = CO 2 + H 2 + 9,8 K.Kal/gm Mol

Selanjutnya, CO 2 diambil kembali dari campuran gas H 2 , N 2 dan CO 2 (H 2 +N 2 +CO 2 ) dengan Proses Benfield dan dikirimkan sebagai bahan baku ke Pabrik Urea. Untuk menghemat Katalis Sintesis , CO dan CO 2 kemudian diubah menjadi CH 4 dan gas inert melalui Proses Metanasi sebagai berikut:

CO + 3H 2 = CH 4 + H 2 O + 21,66 K.Kal/gm Mol CO 2 + 4H 2 = CH 4 + 2H 2 O

Kemudian, H 2 dan N 2 murni dimampatkan dengan Kompresor Gas Sintesis pada tekanan 150Kg/cm 2 dengan perbandingan 3:1 dan kemudian dikirimkan ke Konverter Amonia jenis Quince. Pada tahap ini, suhu gas proses mencapai 470-500 0 C. Reaksi sintesis amonia adalah sebagai berikut:

3H 2 + N 2 = 2NH 3 + 22 K.Kal/gm Mol

Gas amonia ini kemudian dicairkan dengan siklus refrigerasi mekanis dan disimpan dalam tangki penyimpan amonia sebelum dikirimkan ke pabrik urea untuk produksi pupuk urea.

Proses Urea

Urea diproduksi dari amonia cair dan gas CO 2 dengan proses Advanced Cost & Energy Saving (ACES) dalam Reaktor Sintesis. Pada Proses Sintesis Urea ini, suhu putaran ACES dijaga pada 190 O C dan tekanan 175 Kg/cm 2 g dengan perbandingan Amonia dan CO 2 4:1. Urea diproduksi dari amonia dan CO 2 dengan reaksi eksotermis melalui dua tahapan sebagai berikut:

2NH 3 + CO 2 NH 2 COONH 4 – 38,06 K.kal/gm Mol

NH 2 COONH 4 NH 2 – CONH 2 + H 2 O + 5,22 K.kal/gm Mol

Amonia cair dikirim langsung ke reaktor dan CO 2 melalui Stripper . Larutan urea yang sudah diubah bersama dengan amonia berlebih, amonium karbonat dan air juga dilewatkan melalui Stripper . Kemudian dikirim melalui Pemisah Gas, Pemekat Vakum dan Pemisah Akhir menuju Head Tank dari Menara Prilling . Selanjutnya, urea yang sudah pekat disemprotkan oleh alat Acoustic Granulator pada Fluidized Bed dalam Menara Prilling , dan berubah menjadi bentuk butiran begitu berhubungan dengan udara yang berhembus dari bagian bawah. Butiran urea ini kemudian dikirimkan ke pengemasan dan penyimpanan.

PENERAPAN METODOLOGI

Rancangan Metodologi Efisiensi Energi Perusahaan digunakan sebagai dasar bagi pengkajian pabrik untuk mengidentifikasi dan menerapkan opsi-opsi untuk mengurangi energi dan bahan serta limbah. Beberapa pengalaman menarik adalah:

Tugas 1a–Rapat dengan manajemen puncak: Dari rapat pertama dengan manajemen pabrik ada kejelasan tentang hambatan dan berbagai keuntungan yang akan mempengaruhi pengkajian energi dan yang harus dipertimbangkan:

Hambatan: pabrik tua, tidak ada modal, biaya energi rendah, pabrik milik pemerintah dengan pengambilan keputusan yang mungkin lambat, kurangnya insentif ekonomi dibandingkan pabrik komersial dalam mengurangi biaya, dan membutuhkan jaminan bahwa keselamatan lingkungan dan produksi tidak akan terpengaruh oleh adanya kegiatan.

Keuntungan: tim ahli dalam pabrik, dukungan manajemen, upah buruh yang rendah.

Hal yang dipelajari: Rapat pertama dengan manajemen puncak akan membantu untuk mengerti faktor-faktor apa yang akan membuat pengkajian energi menjadi lebih mudah atau lebih sulit, yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan sebagai bagian dari persiapan proposal pengkajian.

Tugas 1e – Mempersiapkan proposal pengkajian untuk mendapat persetujuan manajemen puncak: Pengkajian awal menunjukan bahwa terdapat potensi penghematan yang besar pada pabrik urea ini. Meskipun akan memerlukan berbulan-bulan untuk memulai pengkajian energi di pabrik ini sebab pabriknya milik pemerintah dan memiliki struktur manajemen yang rumit dengan berbagai lapisan. Persetujuan dari manajemen pabrik saja tidak cukup dan membutuhkan banyak waktu untuk mendapatkan persetujuan dari manajemen puncak.

Hal yang dipelajari: Ketika melakukan transaksi dengan sebuah pabrik milik pemerintah atau sebuah pabrik yang merupakan bagian dari konglomerat yang lebih besar maka kemungkinan akan membutuhkan waktu panjang untuk mendapatkan persetujuan bagi pengkajian energi sebab struktur manajemennya akan lebih berlapis dan lebih birokratik.

Tugas 4a – Analisis kelayakan teknis, ekonomi dan lingkungan: Tim mengidentifikasikan bahwa salah satu hambatan utama pengkajian opsi-opsi adalah mendapatkan modal investasi, sebab pabriknya milik pemerintah dan memiliki sistim persetujuan yang rumit dan birokratik. Ketika Tim melakukan tukar pendapat mengenai pemecahannya, ditemukan bahwa beberapa opsi yang diajukan dapat dibiayai oleh anggaran perawatan, seperti isolasi, perbaikan isolasi dan pipa saluran steam, kran dan sambungan, dan perbaikan serta penggantian steam traps , kran, dan flens.

Hal yang dipelajari: Biaya investasi untuk beberapa opsi dapat berasal dari anggaran yang dialokasikan saat itu, seperti anggaran perawatan berkala.

Tugas 2d – Menentukan input dan output dan biaya untuk menetapkan data dasar: Pada rapat pertama, manajemen mengatakan bahwa banyak terjadi ketidakefisiensian sebab pabriknya sudah cukup tua, dan bahwa teknologi baru lebih diperlukan daripada perbaikan proses yang ada, hal ini untuk memperbaiki efisiensi energi pabrik. Konsultan internasional membantu Tim pabrik dan fasilitator Bangladesh dari luar dengan pengumpulan data dasar pabrik dan mebandingkannya dengan data pemakaian sumber dan energi spesifik dari pabrik pupuk yang sama. Ketika sedang memperlihatkan hasil-hasil ke fihak manajemen, dia meyakinkan managemen bahwa perbaikan efisiensi sumber daya dan energi kemungkinan dapat dicapai paling sedikit 20% dengan cara perbaikan proses produksi yang ada.

Hal yang dipelajari: Menentukan input dan output dan biaya dapat menjadi penting untuk meyakinkan manajemen mengenai potensi untuk memperbaiki efisiensi energi, yang selanjutnya akan membantu dalam mendapatkan dukungan manajemen dalam menerapkan opsi pada tahapan berikutnya.

Langkah 6 – Perbaikan berkelanjutan: Hambatan terhadap efisiensi energi yang diidentifikasikan pada awal proyek tidak berubah. Pabrik pupuk milik pemerintah ini memliki staf teknik yang sangat baik, akan tetapi struktur manajemennya rumit, prosesnya birokratik dan insentif ekonominya kurang dibandingkan dengan pabrik komersial. Oleh karena itu perbaikan efisiensi energi akan sangat tergantung pada manajemen puncak dalam menggerakan pabrik ini daripada kecakapan teknis dan motivasi para karyawan.

Tags:

1 Comment »

  1. Hi, interest post. I’ll write you later about few questions!

    Comment by KattyBlackyard — June 15, 2009 @ 2:44 pm

RSS feed for comments on this post. TrackBack URL

Leave a comment